Jangan
Melupakan Sejarah
“Bunda… bunda hafal lagu Indonesia Raya?”, tanya dek Abhi,
anak keduaku.
“Ya iya lah kak, masak lagu kebangsaan bangsanya
sendiri ga hafal!” seruku bangga.
Si sulung yang duduk disebelah bunda langsung ambil
suara.
“ Indonesia Tanah Airku Tanah Tumpah Darahku ….”
“Wah kakak hebat. Kakak sudah hafal ya,” pujiku.
“Iya bun, kemarin kakak sudah hafalin karena senin mau
jadi petugas upacara!”
sumber gambar: www.irawatiardi.blogspot.com |
Apaaaaaaaa?????
Baru hafalin kemarin?
Terus dulu dulu kemana aja naaak????
*******
Boleh ya, pagi ini kita
ngobrolin masalah cinta tanah air, cinta bangsa, dan cinta sejarah bangsa ke
anak-anak.
Iya, jujur bundo sedih
banget denger anak-anak bunda ga hafal lagu Indonesia Raya, ga hafal Pancasila,
ga hafal lagu lagu nasional. Tapi hafal lagu despacito lah, lagu yel yel aneka klub
bola, lagu lagu yang ada di sountrack film daaan banyak lagi.
Mungkin bundo yang terlalu
lengah mendampingi tumbuh kembang mereka. Merasa semua sudah di akomodir oleh
pihak sekolah. Merasa urusan yang beginian termasuk materi pelajaran di
sekolah.
Bundo langsung sadar deh.
Ternyata sekolah jaman sekarang emang jauuuuuh beda ama sekolah jaman bundo
dulu. Tiap senin semua kumpul di lapangan buat upacara. Tiap kelas ada
perwakilannya untuk mengatur barisan kelasnya. Ada petugas pembaca Pancasila, pembaca
Doa, petugas paduan suara menyanyikan lagu Mengheningkan Cipta, petugas
bendera, ada protokol yang memandu membawakan rangkaian acara, ada Pembina upacara
yang nanti akan kita dengar pidatonya, ada pemimpin upacara yang memimpin jalannya
upacara ini . Ada kata – kata terdengar lantang dan tegas, “ Kepada Sang Saka
MerahPutih, Hormaaaaaat Graaak!”
sumber foto : http://mmalikibrohim.blogspot.co.id/ |
Sedangkan sekarang? Bahkan
sekolah si kakak ga ada unsur merah putihnya. Upacara di dalam ruangan
tertutup. Itupun ga tiap minggu mereka upacara. Si adik juga gitu. Walaupun masih
ada unsur merah putih di seragam seninnya, tapi suasana upacara tidaklah se sakral
dulu. Tidak se khidmat dulu. Tidak se dramatis dulu sehingga mampu dikenang
hingga di usia dewasa, membekas di hati.
Mungkinkah hanya gara – gara
tak ada lagi kewajiban sekolah untuk melaksanakan upacara di hari senin dengan
menggunakan seragam merah putih bisa ikut melunturkan rasa cinta tanah air pada
anak-anak kita?
Hiks, sedih. Apalagi kemarin
juga rame – rame tentang tayangan G 30 S itu ya. Energi dan Kekuatan Bangsa kita berada di tangan anak-anak kita saat
ini. Lah kalau mereka ga ditanamkan rasa cinta tanah air sejak dini dari
hal yang paling simple aja seperti ritual upacara, trus harus bagaimana ya? Padahal
dengan upacara, kita juga diajak mengingat jasa para pahlawan. Belum lagi kalau
ada tema hari nasional yang bisa diangkat dalam kegiatan upacara mingguan.
Secara tidak langsung mereka bisa mengenal sejarah bangsa dari kegiatan ini.
Dulu
juga ada pelajaran PSPB yak.. Pendidikan sejarah Perjuangan Bangsa, sekarang
ganti nama jadi mata pelajaran apa? Masih adakah pelajaran sejarah di mata
pelajaran sekolah anak anda? Hmmm, pas
SMA seru lagi. Itu isi pasal-pasal UUD 1945 semua kudu hafal. Dulu sih stress,
tapi kalo sekarang inget masa-masa itu jadi senyum-senyum sendiri.
Sssst, sebentar. Jangan ada
yang tersinggung dengan postingan ini ya. Ini jujur dari hati nurani seorang
bunda yang paling dalam. Ibu dari anak-anak generasi penerus bangsa. Bunda
bukan politikus. Ketemu tikus beneran aja bundo bisa jerit-jerit Bundo bukan
aktivis partai, bundo mah aktivis rumah tangga aja, memastikan anak-anak bisa
tumbuh sehat kuat dan bahagia.
Intinya sih, di curhatan
pagi ini bundo cuma mau menyampaikan. Jangan
sampai kita lupa akan sejarah. Kalau di atas tadi hanya sepercik cerita
tentang anak-anak dan lagu kebangsaan, nostalgia tentang merah putih dan
upacara, itu hanyalah hal kecil yang menggelitik otak bundo pagi ini sampe
sedikit kebawa hati. Bundo baper #eaaaa
https://www.123rf.com/photo_14614247_moslem-family.html |
Tapi selain itu, memang
banyak cerita,banyak hal yang tetap harus kita pegang sejarahnya dan ceritakan
kepada anak cucu kita. Sejarah sang kakek buyut yang berjuang di masa
penjajahan, sejarah tentang kehidupan kakek dan nenek saat masih kecil di masa
kemerdekaan, sejarah tentang kenapa ada bendera setengah tiang dan yang full
sampai di atas, sejarah tentang agama kita, tentang tauladan nabi Muhammad dan
nabi-nabi yang lain, sejarah kenapa kakak dikasih nama Farrel dan Abi, juga sejarah
tentang bagaimana ceritanya si ayah yang ketemu sama bundo trus bisa langsung “klik klok”#aw aw aw
http://katakata.me/gambar-kartun-muslim-dan-muslimah.html |
Udah ah, bundo mau lanjut
beberes rumah dulu aja ah daripada terbayang yang enggak-enggak. Sekali lagi… ini
hanya ngobrol ringan curhatan emak ya. No hurt feeling please. Mohon maaf jika
ada kata-kata bundo yang kurang berkenan. Yang masih punya me time banyak di pagi ini, boleh meluncur juga ke Blogger Muslimah Indonesia lho. Banyak artikel keren disana.
“History is not a burden on the memory but an
illumination of the soul “
Sejarah bukanlah beban ingatan melainkan sebuah penerangan jiwa
-
Lord
Acton -
No comments