Sekelumit cerita di Makassar

Hari ini mencoba mengambil hikmah dari kejadian kejadian yang sedikit 'traumatik' buat Dhika selama 3tahun ini tinggal di Makassar.

Sebagai seorang perempuan yang lemah lembut #eciecie....  Sebagai seorang ibu yang harus mempertahankan kelancaran kehidupan rumah tangga...  Sebagai seorang wanita yang lama tinggal di Jogja dan kemudian harus merantau ke pulau ini dengan kultur yang sangat berbeda...
Hmmm... Rasanya nano nano.
Bikin selalu ingin lari pulang ke kampung halaman.

Bayangkan saja!
Tahun pertama.
Melahirkan SC belum genap 40hari. Datang debt collector ke rumah yang kami kontrak.  Tunggakan kpr beberapa bulan mengakibatkan petugas bank datang mencari cari si empunya rumah yang saat itu tinggal di kota lain.
Tak lama berselang,  banyak orang datang mau lihat masuk ke dalam rumah karena mendapat info rumah ini mau dijual.
Kondisi rumah yang tingkat dengan kamar utama di lantai 2 membuat saya tergopoh gopoh ketika ada tamu datang. Dengan luka pasca SC dan bayi yang masih merah, harus melayani orang orang yang tanpa babibu mau masuk saja ke dalam rumah. Salahkah kalau saya tidak mempersilahkan mereka masuk? Terlebih tidak ada laki laki dewasa di dalam rumah.
Bahkan pernah saking terkejutnya ada suara orang tak dikenal berbicara di lantai bawah dengan anak sulung saya , sampai  lupa tidak memakai jilbab karena saat itu baru saja selesai memandikan si bayi. Saya langsung turun dan terkejut melihat ada rombongan sudah masuk ke dalam rumah mau lihat rumah.  Bahkan mereka hampir naik ke lantai 2. Salahkah kalau saya marah?  Yang anehnya lagi,  salah seorang dari mereka berkata,  "orang ngontrak aja banyak tingkah! ". Kata kata itu masih terngiang ngiang di telinga sampai detik ini.
Sangat tidak sopan dan menghinakan sekali. Ada rasa marah,  takut dan sedih bercampur menjadi satu.

Sampai akhirnya di suatu malam,  Pemilik rumah datang dan meminta kami pindah karena dia butuh uang.  Kalau sampai disita bank maka dia akan menderita kerugian.
Antara takut dan berani,  saya tetap pada pendirian untuk bertahan di rumah ini sampai habis masa kontrak.  Apa dipikir pindah rumah itu mudah?  Dengan kondisi saya baru saja melahirkan dan bayi saya masih merah?
Sedih rasanya...  Mereka sangat tidak bisa menghargai orang lain. Bahkan keluar ancaman rumah akan dia bakar kalau kami tidak keluar. Astaghfirullahaladzim...
Kasar sekali kalian!
Tidak ingatkah mereka saat menelepon kami dan meminta uangnya cepat dikirim walaupun kami blm menempati dengan alasan supaya tidak dipakai orang lain?
Intimidasi terhadap kami pun masih berjalan beberapa kali. Pemasangan tulisan "rumah ini dijual" disaat kami masih ada di dalamnya.  Ohh manusia manusia kejam.
Subhanallah...  Berhadapan dengan orang orang kaya memang susah ya.  Bertindak semena mena.  Mencari keuntungan untuk dirinya sendiri.  Mereka mungkin memandang remeh kami yang berstatus hanya sebagai pendatang dan pengontrak.

Kamipun hanya mampu bertahan 10 bulan di rumah ini.  Adakah kami minta kembali uangnya yang sisa 2bulan?  Tidak sama sekali.  Kami ikhlaskan masalah uang.  Tapi hati ini masih bergetar menahan emosi setiap bertemu salah seorang dari mereka.
Istighfar bun...

Pindah ke rumah kedua,  Alhamdulillah semuanya baik.  Pemiliknya juga baik.  1tahun yang cukup tenang.  Tapi kami hanya sempat bertahan setahun karena rumah mau dipakai si empunya.  Beliau akan menikah dan menempati rumah ini bersama calon istrinya.

Pindah ke rumah ke tiga.
Semua baik baik saja pada awalnya.  6bulan berselang, mulai berdatangan orang orang mencari pemilik rumah.  Leasing motor, Leasing mobil,  TVberlangganan sampai Pak pos yang bolak balik membawa surat entah dari mana.  Saya mulai mencium ada yang tidak beres dengan kondisi keuangan si ibu pemilik rumah. 3 bulan yang akan datang kontrakan ini habis.  Dan si ibu menaikkan harga sewa 10juta. 10jutaaaa????
Hal yang tidak masuk di akal. Baru 1 tahun kontrak dan biaya sewa naiknya 10jt?  Tanpa ada renovasi apapun!!  Dan ini rumah lho.. bukan ruko,  apartemen atau kantor.
Mendengar itupun kami sudah ancang ancang untuk mencari hunian baru.
Dan puncaknya tadi siang menjelang jumatan.  Datang 2laki laki yang ternyata debt collector dari sebuah bank swasta.  Menanyakan perihal pemilik rumah. Ternyata kpr sudah menunggak 2bulan.  Mereka setengah tidak percaya kalau saya adalah pengontrak rumah ini. Mereka mendesak  minta no telpon saya.  Karena  merasa tidak ada hubungan dengan mereka,  saya tolak! Silahkan hubungi ibu pemilik rumah.  Toh sudah saya beri nomor ponsel yang saya tau.
Tau apa yang terjadi kemudian?
Dengan tidak sopannya,  salah satu dari mereka mengambil foto saya tanpa izin.  Disitu saya merasa sangat kesal.  Tapi mengingat ada anak saya yang baru berusia 2tahun di dalam rumah dedang bermain sendirian,  saya hanya sempat memperingatkan mereka.

Oh Makassar...
Kenapa kau "keras" sekali pada kami?
Ya, 3tahun di makassar, 3 kali pindah rumah 😂 Semoga dalam waktu dekat kami mendapatkan rumah kontrakan ke 4 yang aman dan damai.  Tidak terjadi hal hal seperti ini yang menguras hati dan pikiran. Doakan ya...
Semoga juga ini tahun tahun terakhir kami berada disini.  Berharap Allah meletakkan kami ke tanah yang lebih adem.  Bismillah....
***

Kami pun mengintropeksi diri.  Mengingat ingat pernahkah berbuat dzalim kepada orang lain?  Tapi insya Allah tidak ada,ya. Jika dirasa ada, mohon dimaafkan lahir dan batin.

Maka mungkin ini jalan dari Allah untuk menunjukkan suatu 'hal besar'kepada kami.

Apakah itu?
Kalau boleh saya menarik benang merah dari semua kejadian ini..maka inilah pelajaran yang bisa diambil :

🌸Berhati hatilah dengan segala macam kredit dan hutang.
🌸Memenuhi gaya hidup dengan berhutang rasanya sangat tidak bijak.  Punya rumah bagus tapi tak sanggup membayar cicilan,  punya rumah di komplek elite tapi tunggakan banyak. Tenangkah hidup kalian pak,  bu?
Kalaupun semua terjadi diluar prediksi anda... Tolong jangan pernah memandang remeh orang yang merawat rumah anda.Menjaga rumah anda.Bahkan menemui para debt collector yang mencari cari anda. Toh kami tidak gratis tinggal di rumah anda.  Ada akad diantara kita. Jangan lupakan itu.

See..
🌸Hutang,  kredit dan cicilan yang anda lakukan, jika terjadi masalah di tengah perjalan pasti akan berimbas pada orang lain di sekitar anda.
Berfikirlah berulang kali untuk teman teman yang mau berhutang atau melakukan pembelian secara kredit/cicilan. Termasuk arisan di dalamnya.
Bukan hanya masalah terlilit hutang,  tapi juga bagaimana jika hutang belum lunas tapi umur kita sudah tak ada?  Siapkah ahli waris kita melunasi hutang hutang yang ada?
Pikirkan muamalahmu.. Pikirkan akhiratmu..
Hati hati dengan gaya hidup..

Dan untuk mereka yang memandang remeh seorang 'perantau'dan 'pengontrak'...
Semoga Allah membukakan mata hati kalian untuk belajar lebih ber-empati.

----
Makassar 17feb17