Sebelum Pilih Boarding School atau “mondok”
Assalamualaikum…
Siapa yang tahun depan
anaknya ikut UN? Cung ah…
Si sulungnya bundo tahun
depan juga bakal UN SD nih. Dan ini bakal jadi pengalaman pertama bundo mendampingi
anaknya ikut UN. Ga kebayang deh, secara kalo ujian semester atau ujian
kenaikan kelas aja bundo nya yang spanneng, gimana kalo pas UN besok ya? Hehehe 😄
Hmmm…
selain UN pastinya agenda selanjutnya adalah hunting sekolah baru. Sudah ada
pandangan sekolah mana yang mau dituju, bunds?
Belakangan
ini fenomena “boarding school” dan “mondok” semakin marak. Seolah menjadi
trend, banyak sekolah baik itu sekolah yang sudah lama berdiri maupun sekolah
yang baru saja berdiri yang juga membuka program asrama bagi siswa didiknya. Ada
yang konsen di sekolah agama seperti pondok pesantren, ada juga yang
menggunakan kurikulum nasional , bahkan tak sedikit yang bertaraf
internasional. Tentu saja ini semua berkaitan erat dengan adanya permintaan
pasar yang semakin besar. Sesuai prinsip ekonomi kan? Dimana ada permintaan disana ada penawaran.
sekolah semesta bilingual boarding school semarang |
smpit abu bakar yogyakarta |
Sebenarnya,
apa sih alasan terbesar orangtua menyekolahkan anaknya di “Boarding School”
atau sekolah berasrama?
Ternyata selain menginginkan anak tumbuh menjadi pribadi yang mandiri, perkembangan jaman yang begitu maju dan terbuka membuat orangtua was-was akan pertumbuhan
dan perkembangan anaknya, terutama bagi anak yang memasuki usia remaja.
Kekhawatiran terhadap pergaulan bebas, pengaruh narkoba dan pornografi
menghantui para orangtua jaman sekarang yang notabene memiliki tingkat
kesibukan yang tinggi. Jangankan waktu
untuk mengawasi anak, waktu untuk bermain bersama anak saja terasa kurang. Dengan
menyekolahkan anak di asrama , selain orangtua mendapatkan rasa aman , orangtua
juga tentunya berharap pendidikan anak-anak akan lebih terjamin karena anak selalu
dekat dengan guru dan tinggal di lingkungan sekolah.
https://primago.blogspot.co.id/?view=classic |
cahaya rancamaya boarding school |
Lazimnya
sekolah berasrama ini biayanya diatas sekolah non asrama. Namun orangtua tak
lagi ragu untuk merogoh kantongnya demi mendapatkan yang terbaik untuk anaknya.
Lalu
bagaimana dari sisi anak? Apakah memang anak menyukai sistem sekolah berasrama?
Rasa suka tidak akan tumbuh begitu saja. Jika anda memang sudah merencanakan
anak anda bersekolah di asrama atau “mondok”, tentunya anda harus menumbuhkan
rasa suka sejak dini kepada mereka. Jauh-jauh hari. Ajak anak anda melihat
kondisi kehidupan berasrama. Dekatkan mereka dengan kebiasaan kebiasaan di
asrama. Biarkan anak anda turut serta memilih sekolahnya. Sesuaikan karakternya
dengan sekolah yang akan dituju, karena setiap sekolah memiliki visi dan misi
yang berbeda-beda. Jika anak masuk ke sekolah berasrama, pastikan ini sebagai
keputusan bersama, bukan paksaan.
Idealnya umur berapa sih anak kita cocok dengan
kehidupan berasrama, jauh dari orangtua?
http://auliyaaizzatun31.blogspot.co.id |
Dari
Ubada bin Shamit, Rasulullah shallahu ‘alaihi wa sallam melarang memsahkan
antara ibu dan anaknya. Ada yang bertanya pada beliau, “ Wahai Rasulullah,
sampai kapan?”. “Sampai mencapai baligh
bila laki-laki dan haidh bila perempuan,” jawab beliau shallalahu ‘alaihi wa
sallam. ( HR. Al Hakim dalam Mustadroknya. Al Hakim berkata bahwa hadits
tersebut sanadnya shahih dan tidak dikeluarkan oleh Bukhari-Muslim).
Hadits
di atas sebenarnya berbicara dalam konteks hadhonah
, yaitu hak pengasuhan anak ketika terjadi perceraian suami istri. Akan tetapi,
hadits tersebut juga membawa makna bahwa sebaiknya anak tidak jauh dari ibu
atau orangtuanya saat usia masih dini. Di usia tersebut anak-anak masih sangat
membutuhkan kasih sayang dan perhatian orangtua terutama ibunya.
Lalu
berapakah usia baligh yang sesuai tuntunan Islam?
Nanti akan kita bahas lebih
dalam tentang usia baligh ananda di postingan selanjutnya ya. Tolong ingatkan
saya J
Nah,
kita kembali lagi ngobrol ke fenomena sekolah berasrama atau boarding school.
Diluar
alasan yang saya sebutkan di awal, sebenarnya masih banyak lagi alasan lain
yang juga penting bagi orangtua dan anak. Setiap orangtua memiliki visi misi
sendiri-sendiri. Kebutuhan setiap keluarga berbeda satu sama lain.
Termasuk
keluarga saya. Alhamdulillah saat ini suami mendapatkan amanah di luar Jawa.
Padahal kami berasal dari Jogja. Hampir 10 tahun kami hidup merantau meninggalkan
kota yang membesarkan kami, meninggalkan keluarga besar kami. Anak-anakpun
turut serta bersama kami. Tiga kali pindah kota, tiga anak saya juga kelahiran
di kota yang berbeda-beda.Produktif ya? Hehehe. Buat kenang-kenangan deh.hahaha
www.doaharianislami.com |
Kami tidak pernah tau sampai kapan kami akan
ada di kota ini. Selembar surat tugas yang entah kapan datangnya akan membawa
kami menjelajah kota demi kota. Akan (p)indah pada waktunya. Itu slogan kami
dan teman-teman seperjuangan disini.
Komitmen
saya dan suami adalah selalu bersama dan meminimalisir LDR. Kalaupun sempat LDR
itupun tidak sampai satu tahun. Tapi ketika anak-anak tumbuh semakin besar,
kerisauan kami justru pada pendidikan anak-anak. TK dan SD masih tidak terlalu
repot membawa mereka pindah-pindah sekolah. Tapi usia SMP?
Di
usia yang menjelang remaja, dengan bekal ilmu yang sudah ia dapatkan, dengan
persaingan yang begitu ketat di luar sana, dengan standart pendidikan yang
berbeda beda yang kami tidak tentu apakah berikutnya akan ditempatkan di kota
yang besar, rasanya kami harus mencari jalan tengah.
Dan
Boarding School menjadi pilihan kami. Kami mencari sekolah Islam yang memiliki
fasilitas asrama. Karena pertimbangan kebutuhan kasih sayang dan perhatian,
maka kami memilih sekolah di kota asal kami. Banyak keluarga dan saudara yang
akan menjaga ananda meski tidak secara langsung dan tidak setiap hari. Kami
pilih sekolah Islam agar hafalan ananda yang selama ini didapatkan juga dapat
bertambah dengan baik. Kami harap 3 tahun ke depan si kakak bisa nyaman dengan
lingkungannya tanpa harus berpindah-pindah sekolah lagi. Dan dia bisa fokus
mengembangkan dirinya.
Emang
anaknya bundo sudah baligh?
“Belum.” (sampai saat ini
ya, entah besok J).
“Trus gimana donk,bund.
Anak belum baligh koq sudah di pondokin?”
Ssssst, kita lanjutin obrolan ini besok aja ya. Tentang usia
baligh dan bagaimana mempersiapkan berpisah dengan anak sebelum usia baligh.
Sekarang berhubung udah malem, saatnya berpelukan dengan anak-anak. Menyisipkan
doa-doa di telinga mereka, mengusap ubun ubun mereka dengan kasih, mengantarkan
anak-anak tidur dengan lelap untuk kembali beraktivitas esok pagi.
Bundo pamit dulu yaaaa. Wassalamualaikum…
Tulisan ini diikutsertakan dalam Program One Day One
Post Blogger Muslimah Indonesia.
#ODOPOKT2
No comments