---- Tentang Menyapih ---
priceless moment with u my baby... |
Moment menyapih bagi setiap ibu akan berbeda beda. Terutama
untuk yang menyapih di saat usia anak sudah menginjak 2 tahun. Hampir sebagian
besar ibu yang saya tanyakan mengatakan kalau menyapih adalah moment moment
yang cukup melankolis (baca: bisa bikin mewek emaknya). Moment yang menegangkan
hingga harus banyak melakukan persiapan sebelum memutuskan melakukan proses
menyapih ini.
Menyapih diambil dari kata dasar “sapih” yang menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah menyarak (menghentikan anak
menyusu). Menurut Wikipedia bahasa Indonesia : “Penyapihan adalah proses
memperkenalkan mamalia muda ( termasuk bayi manusia ) dengan sumber pangan
dewasanya dan perlahan-lahan menghentikan pemberian air susu ibu (proses
menyusui)”.
Menyadur dari Catatan Bunda AIMI 2014, berikut Tips Menyapih Dengan Cinta J
Menyadur dari Catatan Bunda AIMI 2014, berikut Tips Menyapih Dengan Cinta J
TIPS MENYAPIH DENGAN CINTA
Kerelaan
Anda dan si bayi untuk mengakhiri kegiatan menyusu adalah kunci utama dari
menyapih dengan cinta atau weaning with love.
Kalau ada anjuran, olesi saja daerah
areola Anda dengan buah mengkudu atau obat merah agar bayi tak ingin menyusu,
abaikan saran ini. Menyapih anak dengan cara ini sama dengan melakukan
kekerasan padanya. Anda mengambil paksa 'kepemilikannya', yang dapat menimbulkan
luka batin.
Lakukan sepenuh cinta dengan
langkah-langkah ini:
ü Kurangi frekuensi menyusui secara bertahap dimulai pada siang hari. Sebab
pada saat inilah waktu yang tepat untuk mengenalkan dia pada sesuatu yang baru,
seperti rasa, bentuk dan tekstur pada makanan pendamping ASI (MP-ASI).
ü Tambah pemberian MP-ASI sebanyak 3-4 kali sehari untuk mengurangi pemberian
ASI pada siang hari.
ü Tetapkan tempat menyusui hanya pada satu tempat, misalnya di kamar. Gunanya
agar si kecil tidak meminta susu di sembarang tempat sekaligus mengajaknya
untuk belajar mengenal aturan.
ü Tunjukkan perhatian dan kasih sayang selama proses menyapih, misalnya
mendekap, mengusap atau mencium agar anak tahu bahwa Anda tetap menyayangi dia
meski Anda sudah tidak menyusuinya lagi.
ü Bulatkan tekad. Artinya Anda benar-benar siap untuk melepaskan aktivitas
ini. Bila Anda ragu-ragu, Anda akan kesulitan sendiri. Keraguan Anda terbaca
oleh anak. Alhasil, anak pun tidak rela disapih.
ü Sapih anak saat ia dalam keadaan sehat, karena dalam keadaan sakit ia akan
semakin butuh kelekatan dengan Anda.
ü Libatkan suami sebagai orang yang mampu menghibur dan mengalihkan perhatian
anak ketika rewel minta ASI.
ü Berikan penjelasan pada anak mengapa ia harus disapih.
Misalnya, “Ayo, kamu sudah
besar, sudah tidak perlu lagi menyusu bunda.
Makan kue saja yuk. Atau minum
susu di cangkir?”
Lakukan dengan sabar, lembut dan
cinta Anda. Jangan pernah bosan untuk memberikan alasan padanya.
ü Ganti aktivitas menyusu dengan membaca buku atau mendongeng sebelum tidur.
Aktivitas ini tidak jauh berbeda saat Anda menyusuinya bukan?
Ada aturannya?
Pernyataan WHO dan UNICEF di Geneva pada
tahun 2001, “Tidak ada keharusan anak disapih pada usia 2 tahun. Benar bila ibu
menyusui bayi secara eksklusif di enam bulan pertama kehidupannya. Kemudian ASI
dapat dilanjutkan secara bersamaan dengan MP-ASI hingga anak berusia 2 tahun.
Tapi tidak ada keharusan kapan harus menyapih.”
Penelitian Dewey KG, Pediatric Clinics
of North American, tahun 2001, ASI masih boleh diberikan pada anak usia 2 tahun
karena masih mengandung: 43% protein, 36% kalsium, 75% vitamin A, dan 60%
vitamin C.
(Catatan Bunda AIMI 2014)
Jadi bagaimana bun? Setelah membaca tips menyusui di atas sepertinya sudah
semakin mantap ya untuk menyapih si kecil? Saya sendiri saat menuliskan ini
sedang proses menyapih baby haneen hari ke-3. Dan ini adalah kali ke 3 pula
bagi haneen dan bundanya jatuh bangun dalam kegagalan menyapih
sebelum-sebelumnya. Dan karena kegagalan demi kegagalan itulah yang akhirnya
mendorong saya untuk mencari cari terus informasi yang tepat bagi kesuksesan
proses menyapih dengan cinta ini.
Iya.. menyapih dengan cinta atau WWL! Saya keukeuh bener mau wwl an sama
baby Haneen. Entah kenapa ini bagaikan pengalaman pertama saya dalam menyapih,
padahal Haneen adalah anak ketiga saya. Kakak kakaknya cowok semua dan semua
berjalan lancar saat menyapih. Jadi memang tiap ibu dan anak akan memiliki
pengalaman uniknya sendiri sendiri dalam hal ini. Ada yang gampang, ada yang
susah dikit, ada yang jatuh bangun kayak haneen dan bundonya :D
Nanti di Menyapih episode 2 bundo mau berbagi cerita tentang kronologis live
report langsung dari TKP yang mengharu biru .. hehehe.
Sekali lagi
jangan bilang lebay kepada kami yang sedang menjalani proses jatuh bangun ini
ya. Kalau ga percaya coba aja di posisi kami sekarang J (hati-hati... menyapih bisa bikin kadar emosi ibu
tidak stabil alias
AWAS TEGANGAN TINGGI !!! )
Salam sayang dari
si bundo
Ummi nya Farrel
Abi Haneen